Nurfitriana Siswi Martasari
1102130119
Dalam suatu tempat kerja yang melakukan perbanyakan produksi, waktu untuk menyelesaikan siklus kerjanya kurang dari beberapa menit. Jika siklus diulang terus-menerus selama dua jam atau lebih maka pekerjaan dianggap berulang. Meskipun kebutuhan energinya rendah, penggunaan otot yang berulang dapat menyebabkan kelelahan dan gerakan berulang-ulang di sekitar sendi dapat menyebabkan rasa sakit dan peradangan. Ketika itu semua diabaikan maka bisa menimbulkan gangguan lain, seperti pelampiasan saraf.
Faktor yang Menyebabkan Risiko pada Perancangan Kerja Berulang-ulang
Ada dua faktor yang menyebabkan risiko pada perancangan kerja yang berulang-ulang, antara lain :
1. Faktor risiko terhadap perkerjaan
Contohnya : waktu pengerjaan yang dilakukan pekerja tidak optimal dan tidak efektif karena
adanya kerja berulang-ulang dan adanya tekanan dari pekerjaan tersebut.
adanya kerja berulang-ulang dan adanya tekanan dari pekerjaan tersebut.
2. Faktor risiko terhadap individu
Faktor risiko ini normalnya termasuk umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, kekuatan dan pengukuran
antropometri. Berikut risiko yang didapat :
a. arthritis, bursitis atau nyeri sendi lainnya
b. gangguan peredaran darah
c. neuropati
d. tingkat estrogen berkurang
e. berat badan berlebihan
f. ukuran tangan atau pergelangan tangan mengecil
g. metode kerja agresif
h. metode kerja tidak efisien yang membutuhkan kelebihan gaya
i. tingkat stress yang tinggi
Alat untuk Perancangan Kerja yang Berulang-ulang
1. menangani perancangan yang memanfaatkan kemampuan kekuatan maksimum tangan
2. menangani cukup lama untuk menghindari tekanan berulang pada pangkal ibu jari, seperti ketika
menggunakan pisau dempul
3. mengarahkan alat pegangan
4. alat desain yang mengurangi kebutuhan berkelanjutan pada permukaan dingin dan keras
5. mengurangi getaran dari alat praktis yang bertenaga
Memprediksi Akumulasi Kelelahan
1. mengidentifikasi siklus rata-rata per menit dari standar produksi untuk pekerjaan
2. membagi 60 detik dengan siklus rata-rata per menit untuk mendapatkan detik tiap unit
3. mengamati pekerjaan dan berbicara dengan operator untuk menentukan intensitas usaha dan
otot-otot yang paling aktif atau memprediksinya dari simulasi tugas
otot-otot yang paling aktif atau memprediksinya dari simulasi tugas
4. menentukan berapa banyak detik dari upaya terus menerus yang ada pada tiap siklus
5. mengidentifikasi titik ditabulasi paling dekat dengan persyaratan tugas dan memasukkan kedua
upaya terus-menerus yang ada di bawah tingkat usaha yang tepat
upaya terus-menerus yang ada di bawah tingkat usaha yang tepat
6. kurangi detik usaha dari nilai detik maksimum
7. membangun peringkat tingkat kesulitan tugas berdasarkan kelelahan otot terakumulasi, tekanan
kecepatan dan faktor pekerjaan lain
kecepatan dan faktor pekerjaan lain
8. pergantian tugas harus antara yang sulit dan mudah untuk mengontrol akumulasi kelelahan
Table of Predicting Fatiguing Tasks in Repetitive Tasks
Effort levels are L = light, M = moderate, and H = heavy |
Reference : Bernard, Thomas E. (dkk). 2003. Kodak's Ergonomic Design For People At Work. (2nd ed). Willey
Tidak ada komentar:
Posting Komentar