Oleh :
Ezza Djalu P
TI-37-06 / 1102134341
Studi Waktu
Studi waktu atau time study dilakukan untuk memperoleh
suatu sistem kerja yang baku. Untuk mendapatkan suatu sistem kerja yang baku,
informasi yang sangat dibutuhkan adalah mengenai waktu baku. Sistem kerja yang
baik ditandai dengan waktu proses pembuatan produk yang singkat (efisien).
Untuk mendapatkan informasi mengenai waktu, kita dapat melakukan pengukuran
waktu secara langsung maupun tidak langsung.
Pengukuran Waktu
Pengukuran waktu merupakan suatu
usaha untuk mengetahui lamanya waktu kerja yang dibutuhkan oleh seorang operator
(yang terlatih dan qualified) untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan wajar dan dalam rancangan sistem kerja
terbaik.
Metode Pengukuran Waktu
Terdapat dua teknik
pengukuran waktu yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Pengukuran Waktu Secara Langsung
Dalam metode
ini, pengukuran waktu standar dilakukan secara langsung yaitu di tempat
pekerjaan yang bersangkutan dijalankan. Cara yang termasuk dalam metode ini
adalah cara jam henti (stopwatch) dan
sampling pekerjaan.
Langkah-langkah untuk menetapkan waktu
kerja dengan menggunakan jam henti adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan
sebelum melakukan pengukuran waktu
1. Menetapkan
tujuan pengukuran
Tujuan yang ingin dicapai dalam pengukuran
waktu perlu ditetapkan terlebih dahulu. Hal-hal penting yang harus diketahui
dan ditetapkan adalah pekerjaan apa yang akan diteliti atau diukur, jika ada
beberapa pekerjaan yang dikerjakan dengan metode yang sama akan lebih baik jika
diadakan pemilihan terhadap operator.
2. Melakukan
penelitian pendahuluan
Tujuan dari penelitian pendahuluan adalah
untuk melihat apakah suatu sistem kerja telah baik atau belum. Jika sistem
kerja yang ada belum baik maka sebaiknya dilakukan perbaikan dulu agar waktu
baku yang diperoleh tidak menyimpang pada waktu penerapannya.
3. Memilih
operator
Operator yang dipilih adalah orang yang mau
melakukan pekerjaan secara wajar dan dapat diajak bekerja sama pada saat
pengukuran dilakukan.
4. Melatih
operator
Diperlukan pelatihan bagi operator terutama
jika kondisi dan cara kerja yang dijalankan tidak sama dengan yang biasa
dijalankan operator. Hal ini terjadi jika saat penelitian pendahuluan dilakukan
perubahan terhadap cara kerja dan kondisi kerja.
5. Mengurai
pekerjaan atas elemen pekerjaan
Penguraian elemen-elemen kerja dilakukan agar
memudahkan dalam mengukur waktu, dimana jumlah dari setiap elemen ini merupakan
waktu siklus dari suatu pekerjaan.
6. Menyiapkan
perlengkapan pengukuran
Alat-alat yang perlu dipersiapkan yaitu jam
henti (stopwatch), alat tulis, lembar pengamatan, dan papan
pengamatan.
b. Melakukan
pengukuran waktu
1. Mengukur
dan mencatat waktu pengamatan tiap elemen pekerjaan yang terpisah sebelumnya.
2. Menghitung
waktu siklus (kumpulan waktu dari tiap elemen pekerjaan).
X =
š
Dimana
: X
= waktu siklus
x = waktu pengamatan n = jumlah pengamatan yang dilakukan
3. Melakukan
uji kecukupan data
N’ =
Jika N’>N
maka diperlukan pengukuran kembali sebanyak selisih N’-N dan dilanjutkan dengan
melakukan lagi uji kecukupan data. Sedangkan jika N’<N maka data dinyatakan
telah cukup.
4. Melakukan
uji keseragaman data
a. Mengelompokkan
data
b. Menghitung
X dari setiap kelompok data
c. Menghitung
š = šn , n jumlah kelompok data
d. Menghitung
standar deviasi, yaitu Ļ = ( xš−š)²šµ−š
e. Menghitung
standar deviasi dari distribusi x, yaitu Ļx
= Ļ/ šµ
f. Menentukan
Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB)
BK
= x ± ZĪ±/2 Ļx
g. Menarik
kesimpulan
Jika terdapat kelompok data yang
keluar dari batas kontrol atas maupun bawah, maka kelompok data tersebut harus
dibuang dan dilakukan uji keseragaman data kembali.
5. Menghitung
waktu siklus
Ws
= Waktu keluar – Waktu masuk
6. Menghitung
waktu normal dan waktu baku
Waktu normal adalah estimasi
performansi seseorang secara umum apabila mengerjakan pekerjaan dengan wajar.
Waktu normal dirumuskan sebagai berikut :
dimana p : faktor penyesuaian
Wn = Ws x p
|
Jika:
P = 1 bekerja wajar
P < 1 bekerja terlalu lamabat
P > 1 bekerja terlalu cepat
7. Penentuan
Faktor Penyesuaian
Metode untuk
menentukan faktor penyesuaian, antara lain : a. Schumard
Metode
ini memberikan acuan penilaian berdasarkan kelas-kelas performansi kerja dimana
setiap kelas memiliki nilainya masing-masing. Performansi kerja operator
mengacu menurut kelas-kelas Superfast,
Fast+, Fast, Fast-, Excellent, Good+, Good, Good-, Normal, Fair+, Fair, Fair-, dan
Poor.
b. Westinghouse
Penilaian berdasarkan 4 faktor :
1. Skill (keterampilan): kemampuan
mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Keterampilan ini dibagi atas 6 kelas
yaitu super skill, excellent skill, good
skill, fair skill, dan poor skill.
2. Effort (Usaha): kesungguhan yang
ditunjukkan operator ketika melakukan pekerjannya. Usaha ini dibagi atas 6
kelas yaitu excessive effort, excellent
effort, good effort, average effort, fair effort, dan poor effort.
3. Condition (kondisi kerja): kondisi
lingkungan fisik (pencahayaan, temperatur, dan kebisingan ruangan). Kondisi ini
dibagi atas 6 kelas yaitu ideal,
excellent, good, average, fair, dan poor.
4. Consistency (Konsistensi): kenyataan
bahwa setiap hasil pengukuran waktu
menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Konsistensi ini dibagi atas 6 kelas yaitu perfect, excellent, good, average, fair, dan
poor.
c. Objektif
Penyesuaian pada metode ini dilakukan menurut :
1. Kecepatan
kerja (P1) wajar, P = 1 lambat, P < 1 cepat,
P > 1
2. Tingkat
kesulitan pekerjaan (P2)
P = P1 X P2
Wb=
Wn x (1+k)
|
8. Perhitungan
Waktu Baku dimana k : faktor
kelonggaran
Faktor
kelonggaran diklasifikasikan menjadi : o Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi o Kelonggaran
untuk menghilangkan rasa lelah o Kelonggaran untuk hambatan tak
terhindarkan
Pengukuran Waktu Secara Tidak Langsung
Dalam metode ini, pengamat tanpa
menggunakan alat stopwatch dan tidak
perlu langsung mengamati ke lokasi kerja, melainkan hanya melakukan perhitungan
waktu kerja dengan membaca tabel waktu yang tersedia.
1. Data
waktu baku, data dari waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
yang telah diteliti pada waktu yang lalu
2. Data
waktu gerakan, data waktu dari elemen-elemen gerakan baku, bukan data elemen
pekerjaan tapi jauh lebih rinci lagi yaitu elemen setiap gerakan
Metode yang digunakan dalam pengukuran ini yaitu :
WF (Work Factor)
Faktor kerja
atau work factor adalah salah satu
sistem di antara data sistemsistem yang dikembangkan sebagai data waktu
gerakan. Pada faktor kerja, suatu pekerjaan dibagi atas elemen-elemen gerak
Menjangkau (Reach),
Membawa
(Move),
Memegang (Grasp), Mengarahkan Sementara
(Preposition), Merakit (Assembly), Lepas Rakit (Diassembly), Memakai (Use), Melepaskan (Release), Proses mental (Mental
Process), sesuai dengan pekerjaan yang diajukan.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi
lamanya waktu gerakan yaitu, berat atau hambatan, keadaan perhentian,
pengarahan, kehati-hatian gerakan dan perubahan arah gerak.
MTM (Method Time Measurement)
Method
Time Measurement membagi gerakan-gerakan kerja atas elemenelemen gerakan
menjangkau, memutar, mengangkut, posisi (position),
melepas, lepas rakit, gerakan mata (eye
movement), dan beberapa gerakan anggota badan lainnya.
Notasi umum untuk setiap gerakan pada
Pengukuran Waktu Gerak Dasar adalah:
a b c
d dimana :
a : gerak dasar
yang bekerja b : jarak yang ditempuh c : kelas dari gerak dasar yang
bersangkutan d : notasi untuk faktor lain yang mempengaruhi gerakan dasar yang
bersangkutan seperti ketelitian dan berat. Waktu ini harus ditambahkan pada
waktu untuk “a b c”. Contoh
:
R 16 A = Reach, jarak 16 inches, description A
G 1 A = Grasp, description 1A